Pastor Rahadat : Amanat Bupati Mimika Sebut Rasis Ditanggapi Serius Gereja Katolik

Pastor amandus rahadat. Foto acik 500x500 1

Tual News – Amanat Bupati Mimika, Eltinus Omaleng saat apel bersama semua ASN Pemkab Mimika,  Senin ( 20/07/2020 ), pukul 07.00 WIT di Kantor Pemerintahan Mimika,  yang menegaskan beberapah hal salah satunya, seorang suami tak bisa jalan terus mendampingi Isteri dan mengakui perjuangan pemenangan Pilkada Mimika lalu, Suku Toraja menunjukan komitmen dan loyalitas lebih dalam perjuangan, dengan menanggung sendiri pengeluaran biaya akomodasi, transportasi dan makan – minum, sehingga wajar mereka mendapat porsi menduduki jabatan Eslon II, III dan IV Pemkab Mimika, akhirnya mendapat reaksi berbagai pihak, salah satunya Gereja Katolik Tiga Raja Keuskupan Mimika.

Dalam khotbah Minggu pagi ( 26/07/2020 ), Pastor Paroki Gereja Katedral Tiga Raja Mimika, RD. Amandus Rahadat, menegaskan kalau Gereja harus bersuara terkait pidato orang nomor satu Mimika itu.

“ Saudara, Yesus Kristus menjual seluruh miliknya untuk membeli sebuah ladang yang didalamnya ada harta karung, minggu ini perumpamaan Yesus tentang menjual seluruh miliknya dan membeli ladang yang ada harta menjadi fokus pewartaan. Saya mau mau sampaikan pewartaan ini dalam konteks berita viral sepanjang pekan ini di Kota Timika, terdengar dalam omongan orang dan terbaca didalam media sosial, sebagai tanggapan pastor atas demo solidaritas nusantara penegak keadilan, dan demo ini dilakukan atas reaksi pidato kosong satu Timika saat apel PNS di Pemkab Mimika, 20 juli 2020 lalu  “ Ungkap Pastor Amandus Rahadat dalam khotbahnya yang disiarkan langsung Radio FM Tiga Raja, Radio Publik Mimika dan live streaming Misa Minggu pagi dari Gereja Katedral Tiga Raja Timika.

Menurut Pastor Amandus, sejarah mencatat bahwa sabda Yesus, ditanggapi oleh sejumlah orang yakni para Misionaris kulit putih, diantaranya para Pastor,Bruder dan Suster.

“ Hal ini juga ditanggapi para Misionaris Awam, yakni Bapak Guru dan mama – mama nyora serta para katekis yang dari luar Papua, saya sebutkan dengan hormat antara lain dari Kei dan Tanimbar, Bapak Guru Materai dan Maturbongs yang akhirnya meneruskan karya Misionaris sampai ke Paniai “ Terangnya.

Selain itu kata Pastor Rahadat, para Misionaris awam lainya seperi   Bapak Guru Rettob Laut dari Kei, Bapak Guru Aryesam dan  Fatruan dari Tanimbar dll, termasuk dari Sanger Talaud, Sulawesi Utara, yaitu Bapak Guru Kornelis Manansang.

Bupati Mimika : Suami Tak Bisa Jalan Terus Bersama Isteri

“ Mereka bukan sarjana S1 maupun S2 dan tidak perlu membeli gelar, hanya dengan gelar Odong ( sekolah Guru Bawah ), tiga tahun sesudah sekolah rakyat ( SR). Para Guru dan Katekis Non Papua, kemudian disusul para Guru Katekis orang Asli Papua, dengan hormat saya sebutkan beberapah diantara mereka, misalnya Bapak Moses Kilangin dan teman – teman Katekis orang Amungme, serta Bapak Philipus Phirai dan Klemens Metumewai, orang Amoro. Mereka – mereka ini adalah Misionaris yang melaksanakan sabda Yesus, dan menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang itu yang saya sebutkan dengan spektakuler,  rela potong gaji mereka untuk bangun asrama anak – anak Komoro, Mep, Moni serta Amungme yang datang bersekolah “ Papar Pastor Rahadat dalam khotbahnya.

Wow..Ternyata Plt Sekda Mimika Adalah Kadis PUPR Kaimana Yang Lari Dari Kejaran BPK

Dikatakan, para perintis Misionaris Non Papua dan Asli Papua, rela menjual seluruh massa muda, menggadaikan harta benda dll untuk bangun asrama bagi masa depan anak – anak Papua yang datang bersekolah.

“ Meraka nekat potong gaji bangun asrama, hal ini dilakukan untuk membeli ladang kerasulan yaitu tempat harta yang terpendam. Bicara harta, maka pertanyaan saat ini, harta seperti apa yang saudara cari diladang dunia ini ?, ada harta jasmani, uang, barang, pangkat, posisi dan kedudukan, sedangkan ada harta rohani, kasih dan persaudaraan, keadilan, kebenaran serta kejujuran. Disini Gereja mengajarkan, gunakan harta jasmani ini untuk bangun harta rohani “ Tandas Pastor Rahadat.

Bupati Kaimana Kecam Bupati Mimika Lantik Plt. Sekda Tak Sesuai Aturan

Pastor Amandus Rahadat menegaskan, pangkat dan posisi jabatan itu ada untuk menciptakan keadilan dan kebenaran.

“ Mengapa Gereja ajarkan demikan, karena harta jasmani tidak abadi, uang dan barang itu akan ada saat ini, kemudian hancur saat masuk di liang kubur. Pangkat, posisi dan kedudukan akan berakhir saat rolling jabatan berikut, akan berakhir saat pimpinan yang ada turun jabatan, sementara harta rohani bertahan sepanjang massa, sebab kasih dan persaudaraan berlangsung abadi “ Sorotnya.

Dalam konteks bacaan Kitab Suci Minggu Pagi, Pastor Amandus Rahadat, mengajak semua warga Papua dan Non Papua agar mari belajar dari para Misionaris ditanah Papua.

Pelantikan Plt Sekda Mimika Cacat Hukum, Gubernur Papua Batalkan SK

“ Entah Misionaris kulit putih, Pastor, Suster, Bruder dan Misionaris awam baik Non Papua maupun Asli Papua, kita belajar dari berita viral di Medsos. Saya perlu menyapa para anak cucu perintis Misionaris, khususnya 40 orang PNS yang disebutkan Bupati Mimika mereka dapat posisi saat rolling jabatan. Dengar baik – baik, pertama anda sudah punya posisi jabatan dan itu sah serta amanah, maka pesan Gereja untukmu kalau Leluhurmu sudah menjual massa mudanya untuk membeli ladang kerasulan ditanah ini, maka jangan anda khianati mereka “ Pesan Pastor Amandus Rahadat.

Selain itu, Pastor Rahadat mengingatkan kalau posisi dan jabatan itu adalah sarana jasmani, maka harus direnungkan secara baik – baik.

80 % Kursi DPRD Mimika Papua Didominasi Pendatang, Caleg Nasdem & PSI Minta Presiden Jokowi Turun Tangan

“ Maka renungkan baik-baik, orang tuamu yang datang di daerah ini, bekerja dan melayani masyarakat. Mereka meninggal berbalut kemiskinan, tulang belulang mereka menyatu dengan tanah ini, tanpa tuntut imbalan, maka pesan Gereja, kalau jabatan yang diberikan Bupati, terimalah dan teruskan perjuangan leluhurmu. Namun, kalau jabatan itu ada ditanganmu saat ini, karena engkau sudah keluarkan uang, sebab disana ada Kolusi, Nepotisme, seperti persangkaan orang di Medsos, maka Pastor tegaskan kepada anda sadarlah….!, karena tulang belulang para Misionaris dan tuan tanah Negeri ini akan bertanya kepadamu, pantaska kita bergembira diatas pengorbanan para perintis yang kucurkan keringat dan air mata yang sampai saat ini belum kering ditanah ini, renungkan itu ……! “ Himbaunya.

Pastor Rahadat berharap, Warga Non Papua dan Asli Papua, jangan melupakan sejarah, sebab sejarah mencatat tanah ini, masih ada bekas kaki Misionaris.

“ Saya ulangi tanah ini masih ada bekas dan tulang belulang para Misionaris tersimpan dan terkubur, maka seruan Gereja,  bebaskan tanah ini dari segalah macam praktek jual – beli jabatan, pangkat, posisi dan bebaskan dari jual beli kedudukan, kalau memang itu ada “ Harapnya. ( TN )