Tanjung Ular Kei Besar Makan Korban Laka Laut 12 Orang

Ini tanjung ular di ohoi waer yang sudah memakan korban kecelakaan laut 12 orang

Tual News – Tanjung Ular di Desa / Ohoi Waer, Kecamatan Kei Besar Utara Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, termasuk tanjung keramat diwilayah itu, sebab ditengah cuaca ekstrim sudah memakan korban masyarakat yang meninggal karena tenggelam dengan kendaraan laut sebanyak 12 orang.

Hal ini diungkapkan Pejabat Kepala Ohoi Waer, Stevanus Tajanan, ketika dikonfirmasi tualnews.com, selasa ( 01/03/2022 ).

“ tanjung ular sering terjadi kecelakaan laut, kalau tahun 2014 satu buah motor tempel dari Ohoi AD tenggelam disitu, lalu empat orang meninggal dunia. Kemudian tahun 2019, ada salah satu speedboat dari kampung AD tenggelam di tanjunh yang sama, dua orang meninggal dunia, “ ungkapnya.

Kemudian kata Tajanan, ditahun 2022, satu buah speedboat jalur Banda Ely tenggelam ditanjung ular, dan enam orang meninggal dunia.

Tanjung ular yang berada di sebelah barat ohoi waer kecamatan kei besar utara barat

“ jadi total keseluruhan warga masyarakat yang tenggelam dan meninggal di tanjung ular sejak tahun 2014 – 2022 sebanyak 12 orang, “ ujarnya

Pejabat Kepala Ohoi Waer, menghimbau kepada masyarakat kecamatan Kei Besar Utara Timur, dan Kei Besar Utara Barat, apabilah menggunakan kendaraan laut ditengah cuaca buruk,  melewati tanjung ular dan tanjung burang, harus berhati – hati, sebab ombak disekitar kedua tanjung itu sangat ganas.

“ Ohoi Waer, diapit oleh kedua tanjung itu yakni tanjung burang disebelah timur dan tanjung ular disebelah barat, untuk itu perlu saya tegaskan kalau tanjung ular adalah milik Ohoi Waer, “ jelas Tajanan.

Pemkab Malra Harus Tempatkan Satu Buah Speedboat di Ohoi Waer

Pejabat Kepala Ohoi Waer, minta kepada Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, melalui Dinas Perhubungan untuk menempatkan satu buah kendaraan laut di kampung tersebut, sehingga apabilah terjadi bencana laut di sekitar kedua tanjung keramat itu, warga masyarakat bisa menggunakan untuk proses penyelamatan warga yang alami kecelakaan laut.

“ saya usul harus ada satu buah speedboat ditempatkan di Ohoi Waer, agar terjadi kecelakaan laut disekitar itu, masyarakat dapat menggunakan untuk melakukan pertolongan, “ pintah Tajanan.

Kata dia, selama ini kendaraan laut milik masyarakat Ohoi Waer belum memadai, sehingga terjadi kecelakaan laut di kedua tanjung tersebut, mereka  tidak dapat berbuat banyak.

Pejabat Ohoi Waer, katakan selain kendala transportasi, juga sulitnya akses telekomunikasi diwilayah itu, sehingga kejadian tenggelamnya speedboat di tanjung ular baru diketahui keluarga dan warga masyarakat di Kota Tual dan Kabupaten Malra pada sore hari pukul 14.00 WIT.

“ spedboat Banda  Ely, bertolak dari Tual pukul 06.00 WIT, sampai di tanjung ular, tempat kejadian  saat tenggelam pukul 9.30 – 10.00 WIT, namun baru diketahui pihak keluarga dan instansi teknis sore hari, pukul 14.00 WIT,  sebab kami terkendala akses telekomunikasi. Untuk menggunakan telpon seluler, masyarakat harus naik ke gunung mencari tempat signal, baru dapat melaporkan kejadian naas itu di sore hari, “ terang Tajanan.

Dirinya membenarkan kejadian tenggelamnya satu buah speedboat Rajawali 05 dari Kota Tual menuju Ohoi Banda Ely, jumlah penumpang 25 orang, 6 meninggal dunia dan 19 penumpang selamat. ( TN -02 )