BMKG : Issu Gempa Besar & Tsunami di Ambon Tidak Benar

Fb img 1569575043889

Ambon Tual News – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG )  secara tegas menyatakan, terkait issu akan terjadi Gempa Besar  dan Tsunami di Ambon, Teluk Piru dan Saparua di Propinsi Maluku  adalah tidak benar atau berita bohong ( hoax ).

Fb img 1569575040360
Warga Pengungsi Di Desa Waai, Masih Tetap Bertahan Mengungsi Di Gunung Salahutu Hingga Jumat Malam Ini, Mereka Membutuhkan Bahan Makanan, Obat – Obatan Dan Tenda Darurat

Demikian penjelasan Deputi Bidang Geofisika BMKG Pusat, Muhamad Sadly dalam Press Rillis yang diterima tualnews.com, dengan nomor : GF.00.02/24/DG/IX/2019 tentang Tanggapan BMKG menanggapi Issu akan terjadi Gempa Besar dan Tsunami di Ambon, Teluk Piru dan Saparua.

“ Menanggapi beredarnya berita di masyarakat dan viral di Media Sosial, terkait issu akan terjadi Gempa Besar dan Tsunami di Ambon, Teluk Piru dan Saparua, maka kami tegaskan kalau berita itu tidak benar ( hoax ) “ Tegas BMKG dalam rillisnya, Jumat malam ini jam 10.00 WIT ( 27/9 ).

Fb img 1569551124078
Warga Kota Ambon Masih Tetap Bertahan Ditempat Pengungsian Di Areal Hutan Dan Pegunungan, Mereka Nekad Memasang Tarpal Sebagai Tempat Berteduh Hingga Malam Ini

Deputi Bidang Geofisika BMKG mengaku, hingga hari Jumat 27 September 2019, pukul 10.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempabumi Kairatu, Ambon, dan Haruku berkekuatan M= 6,5 yang terjadi kemarin 26 September 2019, menunjukan telah terjadi 264 kali dengan Magnitudo terbesar M= 5,6 dan terkecil M=3,0.

“ Secara statistik, frekuensi kejadian Gempa cenderung semakin mengecil “ Ungkapnya.

Untuk itu BMKG menghimbau masyarakat agar tidak terpancing issu atau berita bohong yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya. “ Masyarakat harus tenang dan tidak terpengaruh oleh issu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya “ Imbuhnya. Sementara itu sesuai pantauan tualnews.com hingga malam ini banyak masyarakat di berbagai Negeri di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah dan SBB masih mengungsi dan bertahan di areal pegunungan. Warga nekad membuat tenda menggunakan tarpal untuk beristirahat pada malam ini. ( team tualnews.com )