Warga Yarler dan Banda Ely Damai, Walikota Tual Soroti Kejadian Pelajar Kena Panah Wayer

Videocapture 20230531 103338

Tual News – Warga kompleks Banda Ely dan warga Yarler dan UN Pantai, Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual, Selasa ( 30/5/2023) pukul 16.00 WIT berikrar damai, dihadapan Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag, Sekretaris Daerah Kota Tual, A. Yani Renuat, Forkompimda dan Tokoh agama Islam, Protestan dan Katolik.

Pasca mendengar nasihat dari Raja Maur Ohoiwut dan Raja Banda Ely serta doa perdamaian yang dibawakan Pastor Paroki Tual, Ketua Klasis GPM, dan Ketua MUI Tual, warga yang terlibat konflik sosial beberapah waktu lalu bersepakat damai dengan saling berjabatan tangan dan berpelukan.

Kegiatan ini diiringi peletakan batu pertama pembangunan kembali rumah warga kompleks Yarler yang rusak berat, dan sedang oleh Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag.

Walikota dalam amanatnya, bersyukur dan berterimakasi kepada Allah SWT, sebab atas berkatnya, kegiatan rekonsiliasi, sekaligus peletakan batu pertama berlangsung dalam suasana penuh kekeluargaan.

” Saya berharap, kehadiran kita ini dicatat disisi Tuhan sebagai satu kebaikan, ” Ujarnya.

Rahayaan mengaku, tadi semua sudah mendengarkan doa yang dibawakan tiga tokoh agama, dan pesan bijak serta hikmah dari dua orang tua yang menjadi panutan.

” Ingat, pesan kedua orang tua tadi yakni Bapak Raja Maur Ohoiwut dan Raja Banda Ely, kita harus jadikan sebagai panutan dan teladan buat semuanya, ” Pesanya.

Walikota Tual meminta kegiatan rekonsiliasi itu harus direnungkan dan dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari – hari.

” Kita harus punya komitmen dan tekad bulat agar kejadian ini, terakhir dalam hidup kita, ” Pintah Rahayaan.

Pada kesempatan itu, Walikota Tual menyoroti, kejadian yang terjadi, selasa siang yakni insiden antara anak – anak SMA, mengakibatkan satu orang siswi luka karena terkena panah wayer.

” Saya sudah punya dugaan, jangan-jangan ini lagi rekayasa dan opini oleh oknum yang tidak mencintai kedamaian di negeri ini, ” Sesal Walikota Tual.

Kata dia, mudah-mudahan kejadian itu, hanya kenakalan biasa siswa/i SMA.

” Walaupun SMA jadi kewenangan Pemprov Maluku, namun saya kira soal kamtibmas di bumi Maren, kami akan undang Kepsek dan Dewan Guru pertanyakan, ” Jelasnya.