Renuat : Saya Turunan Lurus Raja Dullah

Raja dullah, bayan renuat
RaJa Dullah, Bayan Renuat

Tual News – Rat Baldu Wahadat ( Raja Dullah ), Bayan Renuat kepada tualnews.com, Sabtu ( 28/11/2020 ) usai menguhkuhkan diri secara Adat Kei, menegaskan dirinya adalah keturunan lurus Raja Dullah.

“ Saya  berdasarkan garis keturunan lurus, karena dijemput oleh Sibit Renyaan dan Divit Umar, untuk serahkan kekuasaan kepada saya sebagai Raja Dullah  “ Ungkap Renuat ketika ditanya soal Sejarah Raja Dullah.

Raja keenambelas ini  menegaskan, untuk Raja Dullah menguhkuhkan diri sendiri.

“ Kalau Raja Dullah Kuhkuhkan diri sendiri “ Tegasnya.

Menyoal tentang sambutan Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.A.g yang menyentil soal pilkades serentak Kota Tual, Rat Baldu Wahadat menyatakan siap memberikan rekomendasi kepada yang memliki hak kepemilikan, berdasarkan Sdivun Riin Kot ( Hasil rapat internal Marga –red ).

Kata Renuat, Ratchap Dullah membawahi delapan Desa dan satu Dusun di wilayah Kota Tual masing – masing, Desa Tamedan, Labetawi, Dullah, Ohoitel, Ngadi, Dumar, Dullah Laut, Fiditan, Langgiar Tayando dan Duroa.

“ Sampai saat ini belum ada Desa yang ajuhkan pencalonan Kades untuk peroleh rekomendasi Raja “ Kata Rat Baldu Wahadat.

Sementara Kapitan Labetawi ( Akbitan Ohoitel Vav ), M. Saleh Rengur, berharap masyarakat dapat menjaga suasana keamanan dan ketertiban ( kamtibmas )  yang aman, kondusif dan damai, karena prosesi pengukuhan telah selesai.

Walikota Tual : Pembangunan Harus Berakar Pada Budaya Lokal

Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.A.g dalam amanatnya pada Pengukuhan Raja Dullah, Bayan Renuat dan Akbitan Ohoitel Vav, M. Saleh Rengur, menegaskan dalam perspektif Pemerintahan, membangun masyarakat yang berakar pada budaya lokal merupakan sebuah keniscayaan.

“ Karena dengan demikian, pembangunan akan menemukan konteksnya. Sebaliknya pembangunan yang mengabaikan ruang budaya lokal masyarakat, dengan sendirinya  pembangunan tersebut kurang bermakna, bahkan bisa mengakibatkan dehumanisasi, atau pengurangan nilai manusia “ Tandasnya.

Walikota Tual mengakui, fenomena rusaknya modal sosial kultural dalam masyarakat moderen saat ini, telah menimbulkan pelbagai macam krisis sosial dan kemanusian yang sangat serius, antara lain menguatnya paham individualisme, politik identitas, paham kampung atau ohoi dll yang menimbulkan konflik dan kekerasan baik antar orang perorang maupun kelompok.

“Menanggapi kecenderungan sosial seperti ini, saya ajak kita semua untuk meningkatkan kepekaan sosial terhadap dinamika masyarakat yang terus berubah dikalangan rakyat evav, termasuk saudara – saudara kita yang di PP Kur, Kota Tual dan Kabupaten Malra “ Himbaunya.

Rahayaan, berharap pengukuhan adat seperti ini akan membentuk karakter psikologis dan identitas kultural Ain Ni Ain, Vuut Ain Mehe Ngifun, Manut Anmehe Tliur, Sumang Fo Rad Nee Hung Fo Rew, Lar Ni Baba Wir Insoso.

“ Mari kita saling memahami dan mengasihi dalam sebuah peradaban adat yang dapat memperkuat harmoni serta persaudaraan sebagai modal sosial yang sangat berharga dalam pembangunan bangsa dan negara, karena disadari bahwa kerusakan adat adalah awal kemusnahan sebuah peradaban yang sangat berdampak terhadap  rusaknya pembangunan daerah “ Ajak Walikota Tual. ( TN )