Kades Kei Diminta Belajar Ke Papua, Sosok Ditubun Bagi Hasil Pajak Buat Masjid dan Gereja

Selain pembagian bantuan uang tunai dari bagi hasil pajak retribusi daerah kepada pemuda remaja masjid

Tual News – Para Kepala Desa / Ohoi di Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, Provinsi Maluku harus belajar banyak tentang tata cara pengelolaan Dana Desa ( DD ) dan ADO bagi masyarakat suku Asli Papua, seperti yang dilakukan sosok Putera Kei asal Ohoi Semawi, Kecamatan Kei – Kecil Timur ( KKT ), Norman Ditubun.

Bayangkan, Kepala Kampung Nawaripi, Distrik Wania, Kabupaten Mimika ini dalam pengelolaan DD, mampu menciptakan banyak program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pembangunan sumber daya manusia ( SDM ) seperti membangun Balai Latihan Kerja ( BLK ) Nawaripi, untuk melatih generasi Papua di Kota Timika, menjadi manusia cerdas yang memiliki ketrampilan khusus di berbagai bidang.

Bukan hanya itu, pengelolaan anggaran DD yang transparan dan terbuka, serta melibatkan semua komponen masyarakat, dalam mendukung semua program dan kegiatan yang dilaksanakan, membuat Norman Ditubun sebagai sang Kepala Kampung atau Kepala Desa semakin bersinar di Nawaripi.

Kepala kampung nawaripi norman ditubun

Terbukti, melalui penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak dari Kabupaten Mimika, untuk Pemerintah Kampung Nawaripi, Distrik Wania, sang Kepala Kampung ini bijak membagi anggaran Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah tahun anggaran 2022, untuk membantu Pemuda Remaja Masjid dan Pemuda Gereja Protestan serta Katolik di Kampung Nawaripi untuk pengembangan Usaha Kecil dan Menengah ( UMKM ).

Pembagian bantuan berupa uang tunai dari Kepala Kampung Nawaripi, Mimika kepada Pengurus Remaja Masjid Sitratul Muntaha sebesar Rp 5.430.000,-berlangsung di halaman Kantor Balai Latihan Kerja (BLK) Merah Putih Nawaripi, Sabtu (19/03/2022).

Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun, dalam Rilis Pers yang diterima tualnews.com, minggu ( 20/3/2022 ) menyebutkan selain pembagian bantuan uang tunai dari bagi hasil pajak retribusi daerah kepada Pemuda Remaja Masjid, bantuan yang sama juga diberikan kepada Pengurus Gereja GPI Protestan dan Katolik.

“ Kami serahkan uang tunai Rp 5.430.000,- kepada Pengurus Remaja Masjid Sitratul Muntaha, sedangkan pengurus Gereja GPI Betesta, dalam bentuk barang yakni empat ekor babi, “ ungkapnya.

Empat buah mesin parut sagu yang diperuntuhkan kepada rt 01 rt 02 rt 03 dan rt 04 di kampung nawaripi.

Sementara bantuan bagi hasil pajak bagi Pengurus Gereja Khatolik Santo Agustinus, kata Ditubun berupa empat ekor babi dan empat buah mesin parut sagu, yang diperuntuhkan kepada RT 01, RT 02, RT 03 dan RT 04 di kampung Nawaripi.

“ para penerima bantuan ini didominasi masyarakat Asli Papua dari Suku Kamoro, “ Jelas Kepala Kampung Nawaripi asal Kei.

Ditubun mengaku, total Dana Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah Kampung Nawaripi sebesar Rp. 40.000.000 , disalurkan dalam bentuk barang, bertujuan dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan para Remaja Masjid, Orang Muda Katolik ( OMK ) dan Pemuda Gereja Protestan Suku Asli Papua dalam pengembangan UMKM.

“ jadi penyerahan Dana Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah ini bertujuan untuk mengembangkan para remaja kampung Nawaripi, dapat berwirausaha, terutama kepada pemuda Gereja bisa buat ternak Babi dan mampu mengelolah sendiri, “ jelasnya.

Sedangkan kata Ditubun, pembagian uang tunai kepada Ketua Remaja Masjid, agar mereka bisa berwirausaha dengan membuka Tokoh penjualan pulsa Telkomsel.

Pembagian bantuan uang tunai dari bagi hasil pajak retribusi daerah kepada pengurus gereja protestan dan katolik.

Dikatakan, bagi warga masyarakat Kampung Nawaripi yang hendak memarut sagu sebagai makanan pokok suku asli Papua, pihaknya sudah menyediakan mesin parut sagu di setipa RT, untuk mempermudah dan memperpendek renang kendali bagi masyarakat.

Kepala Kampung Nawaripi, Norman Ditubun, mengaku pembagian Dana Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah dalam bentuk barang tersebut, untuk melayani semua masyarakat, sebab kalau diberikan uang tunai, maka pembagian itu tidak akan merata dan memicu kecemburuan sosial antara masyarakat.

“ masyarakat kampung Nawaripi sangat banyak, sehingga kalau bagi uang, pasti tidak akan merata dan timbul kecemburuan sosial, sehingga langkah strategis adalah beli mesin parut lalu dibagi kepada setiap RT, untuk melayani warga yang setiap hari memarut sagu, “ terangnya.

Norman berharap, warga masyarakat, pemuda Gereja dan Masjid yang menerima bantuan tersebut dapat memanfaatkan sebaik – baiknya untuk meningkatkan kesejatraan hidup, karena Pemerintah Kampung Nawaripi akan terus mengawasi dan melakukan pendampingan serta penyuluhan tentang kewirausahaan.

( Media Tual News )