Pemkot Tual Bersuka Cita Atas Pentahbisan Gereja Katolik Xaverius

Walikota-tual-adam-rahayaan-melaksanakan-pengguntingan-pita-gereja-santo-fransiskus-xaverius-kota-tual.
Walikota-Tual-Adam-Rahayaan-melaksanakan-Pengguntingan-pita-Gereja-Santo-Fransiskus-Xaverius-Kota-Tual.

Tual News – Walikota Tual, Adam Rahayaan, S.Ag, menegaskan Pentahbisan Gereja Santo Fransiskus Xaverius Kota Tual, Rabu ( 16/06/2021 ), menjadi sumber suka cita seluruh umat beragama bersama Pemerintah Kota Tual.

Gereja Katolik Tual Lambang Persaudaraan Sejati di Maluku

“ Pemkot Tual menyambut dengan suka cita pentahbisan Gereja Katolik Kota Tual, bersamaan dengan perayaan syukuran Imamat 25 tahun hidup membiara Pastor Paroki Tual, RD Jack Renyaan, bersama dua Pastor lainya “ Tandas Rahayaan dalam sambutanya.

Foto-bersama-uskup-amboina-dengan-para-pejabat-daerah-kota-tual-dan-dprd-maluku.
Foto-Bersama-Uskup-Amboina-Dengan-Para-Pejabat-Daerah-Kota-Tual-Dan-Dprd-Maluku.

Kata Rahayaan, pembangunan Gereja Katolik Kota Tual yang megah ini, telah ikut mewarnai dan mendukung program Pemkot Tual, dalam upaya pembinaan iman dan takwa, menuju masyarakat religi, sebagaimana tergambar dalam Visi – Misi Kota Tual 2018 – 2023 yakni mewujudkan Kota Tual sebagai Kota Beradat, Beriman, ekonomi, responsif,  akuntabel, demokrasi,  aman,  dan  transparan.

Wawali dan Raja Tual Cek Kesiapan Pentahbisan Gereja Katolik Xaverius

“ Sebagai bukti dari komitmen ini, bukan hanya pembangunan Gereja ini dibangun, tetapi sarana dan prasarana peribadatan lainya juga dibangun, seperti pembangunan Masjid Agung Al Huriyah 45 dan pembangunan Gedung Gereja Maranata Un – Tual serta Gereja Santo Fransiskus Xaverius “ Jelas Walikota Tual.

Dikatakan, pembangunan sarana peribadatan itu, dilakukan melalui kerja sama gotong royong, melibatkan semua komunitas agama, yang mengambarkan toleransi dalam keimanan.

Gereja Ohoijang Lahir Dari Kekuatan Agama, Adat dan Pemerintah

“ Saat ini penegasan  toleransi yang tinggi  umat beragama di Kota Maren, ditandai pula dengan kehadiran miniatur tiga golongan agama di lapangan Lodar El Tual, sebagai bukti icon religi, di Kota Tual “ Terang Walikota Tual.

Iklan ucapan sekda kota tual a yani renuat

Rahayaan mengaku, perayaan pentahbisan ini harus dimaknai sebagai cerita panjang, dari sebuah perjuangan, dan cerita religi dai sebuah keimanan.

Sekda Baca LKPJ 2020, Ada Lima Prestasi Kota Tual

“ Hal ini menunjukan kalau kita berakar pada budaya Ain Ni Ain ( Saling Memiliki-red ) , sehingga patutlah cerita ini jadi Tomnya Negeri Maren dan menjadi Tad, keberagaman suku yang ada di Kota Tual “ Tegas Walikota Tual.

Kata Walikota Tual, Pentahbisan Gereja Katolik Kota Tual, bukan akhir dari sebuah perayaan, sebab masih ada momentum pengresmian Gereja dan Masjid Kota Tual yang harus disukseskan secara bersama.

“ Diperlukan koloborasi dan sinergitas bersama semua komponen umat beragama, untuk bahu membahu sukseskan pengresmian nanti “ Harapnya.

Kota Tual Raih Predikat Kota Toleransi Beragama di Indonesia

Rahayaan, pada kesempatan itu mengutip Firman Tuhan yang berbunyi, Jikalau Bukan Tuhan Membangun Rumah, sia – sialah Usaha Orang yang Membangunya, Jikalau bukan Tuhan yang mengawal Kota, sia – sialah pengawal berjaga –jaga ( Masmur 127 ayat 1 )  “  Tandas Walikota Tual.

Darah Saya Mengalir Dari Katolik dan Protestan

Pada saat itu, Walikota Tual, mengungkapkan kalau bukan baru dekat dengan Umat Katolik, namun sebagai anak Adat Kei,  memiliki pancaran darah dari Katolik dan Protestan.

Buktikan Kota Toleransi, Walikota Tual Tinjau Miniatur Tiga Golongan Agama

“ Secara pribadi, pendekatan saya dengan umat Katolik, bukan dihari ini atau saat tertentu saja, namun selaku anak adat, saya dibesarkan dengan darah mengalir dari lingkungan keluarga hetrogen, baik Islam, Katolik dan Protestan “ Ungkapnya.

Olehnya itu, Kata Rahayaan, jika dipercayakan Tuhan sebagai pemimpin negeri ini, maka dirinya berlaku imbang dan adil bagi semua komponen umat beragama.

Bukti Toleransi, Warga Non Muslim Sukseskan MTQ Kota Tual

“ Sebagai contoh ketika, diperhadapkan dengan persoalan kemanusian yang terjadi di Kota Makasar, dimana salah umat Katolik Paroki Tual,  jadi korban dalam peristiwa itu, saya bersama Dinas terkait datangi korban, bukan hanya untuk simpati Kepala Daerah demi pencitraan belaka, namun sebagai rasa kemanusian, mewujudkan  fangnanan selaku anak adat Kei “ Ujar Walikota Tual penuh hikmah. ( TN )