Membangun Ekonomi Tual dari UMKM, Pariwisata, dan Perikanan sebagai Pilar Pertumbuhan Baru
Oleh: Sekretaris DPC PKB Kota Tual, Mantan Sekwil NU Maluku
Di tengah tantangan ekonomi yang kompleks dan ketergantungan pada sumber daya yang terbatas, Kota Tual membutuhkan arah baru dalam membangun pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sebagai kota kepulauan yang kaya akan sumber daya laut, budaya, dan kearifan lokal, Tual sesungguhnya memiliki tiga kekuatan strategis yang bila dikelola dengan serius, dapat menjadi motor utama pembangunan: UMKM, pariwisata, dan perikanan.
UMKM: Pilar Ekonomi Kerakyatan
UMKM adalah denyut nadi ekonomi rakyat. Di pasar-pasar tradisional, lorong-lorong pemukiman, hingga pinggiran pantai, UMKM hadir sebagai sumber penghidupan masyarakat kecil.
Mereka bukan hanya penggerak ekonomi, tapi juga jaring pengaman sosial dalam situasi krisis.
Sayangnya, hingga kini pelaku UMKM di Tual masih menghadapi berbagai kendala: keterbatasan akses modal, minimnya pelatihan, dan lemahnya dukungan teknologi.
Pemerintah Maryadat harus berani memberikan afirmasi khusus bagi pelaku UMKM, bukan hanya dalam bentuk bantuan hibah, tapi juga akses pasar, pendampingan, dan regulasi yang berpihak.
Pariwisata: Sumber PAD Baru yang Belum Digarap Serius
Tual punya kekayaan alam dan budaya yang luar biasa: pantai berpasir putih, gugusan pulau eksotis, hingga tradisi maritim dan religi yang unik.
Ini adalah potensi emas untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan.
Namun sejauh ini, potensi tersebut belum sepenuhnya terangkat. Kita butuh kebijakan yang lebih visioner dan progresif: perencanaan destinasi, pelatihan SDM pariwisata, promosi digital, dan sinergi dengan pelaku usaha lokal.
Dengan manajemen yang tepat, pariwisata bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berbasis kearifan lokal.
Perikanan: Sektor Unggulan yang Perlu Inovasi
Perikanan adalah sektor tradisional yang telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Tual. Namun tantangannya hari ini bukan hanya soal hasil tangkapan, tetapi bagaimana mengelola sumber daya laut secara berkelanjutan dan memberi perlindungan bagi nelayan kecil.
Pemerintah daerah harus hadir dengan kebijakan yang melindungi hak-hak nelayan lokal, memberikan infrastruktur pendukung seperti cold storage, pelabuhan ikan, dan akses BBM yang terjangkau, serta membuka jalur distribusi hasil laut ke pasar regional dan nasional.
Sinkronisasi dan Kemauan Politik
Ketiga sektor ini tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada kemauan politik yang kuat, perencanaan terpadu, dan keberpihakan anggaran untuk menyatukan potensi UMKM, pariwisata, dan perikanan dalam satu kerangka pembangunan ekonomi Tual yang baru: ekonomi dari bawah, untuk rakyat, dan oleh rakyat.
Kami dari Partai Kebangkitan Bangsa percaya bahwa pembangunan sejati dimulai dari memberdayakan yang lemah, memperkuat yang kecil, dan menggali potensi lokal yang sering terabaikan.
Tual tidak kekurangan sumber daya. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai arah baru—arah yang berpihak pada rakyat.
ZAINUDDIN UAR,S.Pi