Kaimana, Tual News – Berbagai kasus dugaan korupsi, kolusi dan nepotisme ( KKN) jumbo terjadi di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat, hingga saat ini ikut menyeret nama Bupati Kaimana, Freddy Thie.
Berdasarkan data dan himpunan informasi yang di himpun media ini, laporan pengaduan masyarakat terhadap kasus dugaan KKN melibatkan Bupati Kaimana, Freddy Thie sudah masuk di Kantor Kejaksaan Tinggi Papua Barat sejak tanggal 23 Oktober 2024, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Barat.
Pelapor kasus ini adalah pemerhati korupsi di Kabupaten Kaimana, Erwin Far – Far kepada media ini, Kamis ( 30 / 1 / 2025 ) membenarkan laporan pengaduan tertulis yang masuk di PTSP Kejaksaan Tinggi Papua Barat di Manokwari.
” Benar, laporan tertulis atas dugaan KKN Bupati Kaimana, Freddy Thie sudah masuk Kejati Papua Barat, ” Ungkapnya.
Namun hingga saaat ini, kata Erwin dirinya belum mendapat jawaban atas laporan dugaan KKN yang disampaikan di Kejati Papua Barat.
” Saya minta Kejaksaan Agung RI dan KPK segera turun tangan di Kabupaten Kaimana mengusut tuntas berbagai kasus dugaan korupsi jumbo melibatkan Bupati Kaimana, Freddy Thie, ” Pintanya.
Far – Far mengakui Bupati Freddy Thie yang baru memimpin Kabupaten Kaimana satu periode sudah meraup begitu banyak keuntungan selama masa jabatan sejak tahun 2020 lalu.
” Bayangkan, penguasaan bahan bakar minyak ( BBM ) yang diperuntukkan bagi masyarakat Kaimana, dikelola langsung perusahaan Freddy Thie bernama PT Senja Indah Persada, ” Ujarnya.
Dia memperkirakan, dari kepemimpinan Freddy Thie, telah meraup hampir 10 milyar per tahun dalam penguasaan BBM, belum lagi perusahaan PT Senja Indah Persada sebagai kontraktor pelaksana yang monopoli sejumlah paket proyek berasal dari APBD Kaimana dan dana alokasi umum ( DAU) maupun DAK.
” Hanya ada 1 pemilik AMP (asphalt mixing plant) dan kepemilikan sejumlah alat berat, mulai dari dump truk sampai excavator dan buldozer yang dikhususkan untuk pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan dengan nilai kontrak belasan miliar hingga puluhan milyar. Tagihannya dipastikan dari APBD dan APBN Kabupaten Kaimana lagi dan itu adalah milik Bupati Kaimana aktif, Freddy Thie yang terlibat langsung atas pelaksanaan semua pekerjaan tersebut, ” Sorotnya.
Dia menegaskan dugaan korupsi jumbo di Kabupaten Kaimana sangat bertentangan dengan semua regulasi yang ada NKRI, belum lagi kepemilikan SIMORA yang menjadi tempat wisata.
” Patut diduga tempat pertemuan bagi sejumlah kegiatan pemerintahan untuk SKPD Kaimana, tentunya tagihan tersebut masuk lagi di kantong pribadi Bupati, ” katanya.
Selain itu, kata pemerhati korupsi itu, belum puas sampai disitu, adik Bupati Kaimana bernama Josep konon memiliki bengkel khusus menangani sejumlah kerusakan mobil dinas milik Pemkab Kaimana dan dipastikan seluruh tagihan iti masuk langsung ke APBD.
” Aneh bin ajaib, sang Bupati melakukan seluruh aktivitas tersebut secara bersamaan dan kegiatan tersebut dibantu sang malaikat, Sekretaris Daerah ( Sekda) Kabupaten Kaimana yang seharusnya menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil, ” Sesalnya.
Hingga saat ini Bupati Kabupaten Kaimana, Freddy Thie belum dapat dikonfirmasi terkait hal ini.
Namun Erwin berharap Kejaksaan Agung RI dan KPK segera turun tangan mengambil alih kasus dugaan KKN Jumbo melibatkan Bupati Kaimana, Freddy Thie dan kroninya, karena sangat merugikan masyarakat di Kabupaten Kaimana, termasuk melakukan supervisi terhadap Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Barat yang belum menindaklanjuti laporan pengaduan masyarakat.